Selasa, 22 Oktober 2013

makalah tentang merkuri



MAKALAH

Dampak Merkuri Dalam Kesehatan dan Lingkungan

Oleh:
Puspita Sari
XI IPA 2

Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Bahasa Indonesia


SMA NEGERI 7 BINJAI
2012


Kata Pengantar

Segala puji bagi Allah swt, atas segala karunia yang diberikan sehingga saya dapat memaparkan sebuah karya tulis, dimana karya tulis ini dapat dibaca, dipelajari, dan kita dapat mengetahui berbagai dampak dari merkuri yang selama ini banyak di manfaatkan oleh pihak penyalahgunaan bahan kimia tersebut sebagai bahan yang di layak digunakan oleh mabusia.
Dalam karya tulis ini disajikan dengan pola dan bahasa yang sistematis. Dengan secara rinci dan mudah dipahami oleh para pembaca. Pokok-pokok bahasan yang saya paparkan sudah menjadi ringkasan materi. Saya juga menyajikan tentang manfaat dan bahaya merkuri bagi kesehatan dan lingkungan.
Oleh sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca, agar dapat lebih menyempurnakan karya tulis saya. Saya berharap semoga hasil dari karya tulis saya dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.


                                                                                    Binjai, 02 Juni    2012
                                                                                    Penulis,
                                                                                    Puspita Sari



                                                                                                                                              i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1  Latar Belakang
     Merkuri diberi simbol HG berasal dari bahasa Yunani yang berarti cairan perak. Merkuri merupakan unsur kimia pada tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Unsur golongan logam transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (bersama cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar, serta mudah menguap.
     Beberapa sifat fisik dan kimia yang menarik dari logam tersebut adalah pada temperatur kamar 25° celcius berwujud cair, titik bekunya relatif rendah -39° Celcius dan titik didih sekitar 357° Celcius, mudah menguap, mudah bercampur dengan logam-logam lain membentuk logam campuran atau dalam dunia kimia biasa disebut amalgam/alooy.
     Fakta mengenai bahaya merkuri telah terjadi di berbagai daerah, salah satu nya Indonesia. Di mana sejak tahun 1996 Perairan Teluk Buyat di Provinsi Sulawesi Utara tempat pembuatan tailing oleh PT Newmont telah tercemar logam merkuri yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan lingkungan, akibat dari tercemarnya perairan tersebut banyak masyarakat yang mengalami gangguan pada kulit mereka.
     Logam merkuri ini sangat berbahaya bagi kesehatan manusia dan lingkungan. Jika mengkonsumsi bahan yang sudah tercemar atau terkandung merkuri secara rutin maka akan menimbulkan berbagai gejala bagi tubuh. Apa sajakah gejala – gejala tersebut?
     Merkuri juga di manfaat kan sebagai bahan produk kesehatan dan kecantikan. Yang paling terkenal adalah penyalahgunaan merkuri pada bahan kosmetik. Merkuri digunakan sebagai bahan campuran bedak.

                                                                                                                                         1
Hal ini sangat membahayakan bagi kesehatan kulit wanita khusus nya kulit wajah.
     Bila dilihat dari banyaknya produk kesehatan dan kecantikan yang menggunakan bahan merkuri, perlu adanya suatu penelitian yang intensif mengenai dampak merkuri bagi kesehatan dan lingkungan. Hal ini sangat penting karena penggunaan merkuri dalam jangka panjang sangat berbahaya bagi kesehatan. Untuk itu, saya tertarik untuk mengangkat masalah ini sebagai bahan karya tulis ilmiah dan mengetahui berbagai dampak dari merkuri.
    
1.2  Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini sebagai berikut.
1.      Merkuri biasanya dimanfaatkan untuk apa saja?
2.      Apa bahaya merkuri?
3.      Apakah dampak merkuri bagi kesehatan dan lingkungan?
1.3  Tujuan
1.      Mengetahui manfaat merkuri dan bahaya merkuri.
2.      Untuk melatih kemampuan menulis saya.
3.      Memberikan informasi kepada para pembaca tentang dampak merkuri.
4.      Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
1.4  Manfaat
        Manfaat yang dapat kita ambil dari karya tulis ilmiah ini adalah kita dapat mengetahui berbagai manfaat dari merkuri, kita juga dapat mengetahui bahaya yang dapat di timbulkan merkuri jika di gunakan dalam jangka yang lama tidak hanya itu dengan membaca karya ilmiah ini kita juga dapt mengetahui berbagai efek dari merkuri.

                                                                                                                                  2
BAB 2
PEMBAHASAN
      2.1      Manfaat Merkuri
   Manfaat logam merkuri saat ini telah mencakup seluruh aspek kehidupan manusia dan lingkungan. Dalam beberapa tahun ini, merkuri banyak digunakan dalam bidang kedokteran, pertanian, dan industri.
   Dalam bidang kedokteran, merkuri sudah digunakan sejak abad ke-15. Merkuri digunakan untuk pengobatan penyakit kelamin (sifilis) dan ada juga yang digunakan sebagai pembersih luka. Komponen merkuri organik digunakan sebagai obat diuretika sampai bertahun-tahun dan juga digunakan sebagai bahan untuk kosmetik.
   Dalam bidang pertanian, merkuri digunakan untuk membunuh jamur dan baik digunakan sebagai pengawet produk hasil pertanian. Merkuri organik dapat digunakan sebagai bahan pembunuh hama pada tanaman seperti buah apel, tomat, kentang, dan juga digunakan sebagai pembasmi hama padi.
   Dan dalam bidang industri terbanyak adalah pabrik alat-alat listrik yang menggunakan lampu-lampu merkuri untuk penerangan jalan raya. Merkuri juga digunakan untuk pembuatan baterai, karena baterai dengan bahan yang mengandung merkuri dapat tahan lama dan tahan terhadap kelembapan yang tinggi.
   Tidak hanya itu, merkuri juga digunakan untuk pembuatan klor alkali yang menghasilkan klorin (Cl2), yang dimanfaatkan sebagai penjernih air dan pembasmi kuman oleh perusahaan air di Indonesia. Merkuri juga digunakan untuk campuran cat yang digunakan untuk mengecat pada daerah yang memiliki kelembapan tinggi sehingga dapat mencegah tumbuhnya jamur. Merkuri yang digunakan dalam hal ini adalah bentuk merkuru organik Phenyl Merkuri Asetat (PMA).
                                                                                                                                    3
      2.2     Bahaya Merkuri
    Banyak sekali bahaya yang dapat ditimbulkan oleh merkuri, yaitu antara lain:
2.2.1 Bahaya Merkuri Terhadap Ketidaksuburan Dan Kecacatan Bayi
        Bahaya ketidaksuburan dikalangan wanita juga dikaitkan dengan pencemaran dalam jurnal “Pediatrics” 1997, para ibu yang mengandung dan mempunyai kadar merkuri yang tinggi dalam tulangnya berkemungkinan tinggi melahirkan bayi yang kecil atau mempunyai berat badan yang ringan. Bayi yang kecil ini biasanya dikaitkan dengan kematian, taraf kesehatan yang rendah, pertumbuhan yang tidak sempurna dan memiliki IQ yang rendah. Dan merkuri dapat masuk ke tubuh bayi melalui air susu ibu.
        Terdapat banyak penelitian menunjukkan bahaya kontaminasi merkuri kepada kesehatan umum. Pada tahun 1950-an, pencemaran merkuri organik telah berlaku di Teluk Minamata, Jepang. Ikan-ikan yang tercemar ini telah dimakan oleh wanita-wanita mengandung. Kebanyakan bayi-bayi yang dilahirkan oleh wanita-wanita ini mengalami kerusakan saraf yang parah dan disebut penyakit Tragedi Minamata.
        Merkuri juga dilepaskan secara alami ke alam sekitar melalui kerak bumi dan lautan. Hampir semua ikan yang dikonsumsi manusia mengandung bahan tersebut. Badan Pengawasan Makanan Inggris (FSA) menyatakan bahwa ikan marlin dan hiu memiliki kadar raksa yang sangat tinggi dari pada ikan tuna segar.
        Oleh kerena itu, sangat dianjurkan bagi wanita mengandung, ibu yang menyusui, dan mereka yang berkeinginan mendapatkan anak seharusnya membatasi mengkonsumsi ikan tuna karena merkuri dalam ikan itu dapat mengakibatkan masalah kesehatan ibu dan bayi dalm kandungan.


                                                                                                                             4
2.2.2 Bahaya Merkuri Terhadap Kesehatan
        Jika merkuri banyak terkontaminasi dalam tubuh dapat berakibat fatal terhadap kesehatan tubuh manusia, dan menimbulkan berbagai penyakit seperti dapat menyebabkan napas memendek, rasa tegang dan panas di dada, serta peradangan paru jika terhirup secara langsung.
2.2.3 Bahaya Pemakaian Merkuri Pada Kosmetik
Berikut ini adalah bahaya pemakaian mercury pada kosmetik :
1. Dapat memperlambat pertumbuhan janin
2. Mengakibatkan keguguran (Kematian janin dan Mandul)
3. Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan pudar) dan bila pemakaian     dihentikan, flek itu dapat / akan timbul lagi & bertambah parah (melebar).
4. Efek REBOUND yaitu memberikan respon berlawanan (KULIT AKAN MENJADI GELAP/KUSAM SAAT PEMAKAIAN KOSMETIK DIHENTIKAN).
5. Bagi Wajah yang tadinya bersih lambat laun akan timbul flek yang sangat parah (lebar).
6. Dapat mengakibatkan kanker kulit.
Unsur merkuri yang ada di kosmetik akan diserap melalui kulit, kemudian akan dialirkan melalui darah keseluruh tubuh dan merkuri itu akan mengendap di dalam ginjal yang berakibat terjadinya GAGAL GINJAL. (BISA MENYEBABKAN KEMATIAN) Merkuri dalam krim pemutih (yang mungkin tidak tercantum pada labelnya) dapat menimbulkan keracunan bila digunakan untuk waktu lama.
      2.3     Dampak Merkuri Bagi Kesehatan dan Lingkungan
       Sebagian besar merkuri yang terdapat di alam ini dihasilkan oleh sisa industri   dalam jumlah ± 10.000 ton setiap tahunnya. Penggunaan merkuri sangat luas dimana ± 3.000 jenis kegunaan dalam industri pengolahan bahan-bahan kimia, proses pembuatan obat-obatan yang digunakan oleh manusia serta sebagai bahan dasar pembuatan insektisida untuk pertanian (Christian, 1970).
                                                                                                                             5
 Semua komponen merkuri baik dalam bentuk metil dan bentuk alkyl yang masuk ke dalam tubuh manusia secara terus menerus akan menyebabkan kerusakan permanen pada otak, hati, dan ginjal (Roger, 1984). Ion merkuri menyebabkan pengaruh toksik, karena terjadinya proses presipitasi protein menghambat aktivitas enzim dan bertindak sebagai bahan yang korosif. Merkuri juga terikat oleh gugus sulfhidril, fosforil, karboksil, amida, dan amina, dimana dalam gugus tersebut merkuri dapat menghambat fungsi enzim.
 Efek toksisitas merkuri pada manusia bergantung pada bentuk komposisi merkuri, jalan masuknya ke dalam tubuh, dan lamanya berkembang. Contohnya adalah bentuk merkuri (HgCl2). Hal ini disebabkan karena bentuk divalent lebih mudah larut dari pada bentuk monovalen. Di samping itu, bentuk HgCl2 juga cepat dan mudah diabsorpsi sehingga daya toksisitasnya lebih tinggi (Zul Alfian, 1987).
           Bentuk organik seperti metal-merkuri, sekitar 90% diabsorpsi oleh dinding usus, hal ini jauh lebih besar dari pada bentuk anorganik (HgCl2) yang hanya sekitar 10%. Akan tetapi, bentuk merkuri anorganik ini kurang bersifat korosif dari pada bentuk organik. Bentuk organik tersebut juga dapat menembus barrier darah dan plasenta sehingga dapat menimbulkan pengaruh teratogenik dan gangguan saraf (Darmono,2001).
            Diagnosis toksisitas Hg tidak dapat dilakukan dengan tes biokimiawi. Indikator toksisitas Hg hanya dapat didiagnosis dengan analisis kadar Hg dalam darah atau urin dan rambut. Uap Hg yang murni merupakan permasalahan toksikologi yang unik, karena elemen Hg ini mempunyai dua sifat toksisitas yang sangat berbahaya pada manusia, antara lain :
1.      Elemen Hg dapat menembus membran sel karena ia mempunyai sifat mudah
                                                                                                                                                6
sekali larut dalam lapida, sehingga mudah sekali menembus barier darah otak yang akhirnya terakumulasi di dalam otak.
2.      Elemen Hg sangat mudah sekali teroksidasi untuk membentuk merkuri oksida (HgO) atau ion merkuri (Hg2-). Toksisitas kronik dari kedua bentuk merkuri ini akan berpengaruh pada jenis organ yang berbeda yaitu saraf (otak) dan ginjal.
Toksisitas uap merkuri melalui saluran pernapasan (inhalasi), biasanya menyerang sistem saraf pusat, sedangkan toksisitas kronik yang ditimbulkannya dapat menyerang ginjal. Elemen merkuri dan komponen alkil merkuri yang masuk ke dalam otak akan menyebabkan terjadinya perubahan struktur protein dan sistem enzim, sehingga sinoptik dan transmisi neuromuskuler diblok.
            Komponen merkuri merupakan inhibitor enzim nonspesifik. Oleh sebab itu, sulit ditentukan enzim mana yang dihambat. Membran sel adalah titik utama yang diserang selama gugus sulfhidril yang dikandung dalam struktur membran sel. Sistem enzim Na-, K—Adenosin Triposfat ase (ATP-ase) biasanya terlibat sehingga menyebabkan terjadinya gangguan pertukaran ion intraseluler dan ekstraseluler.
             Walaupun ginjal merupakan organ target dari toksisitas merkuri anorganik, namun semua bentuk senyawa merkuri ternyata terkonsentrasi dalam ginjal pada derajat tertentu. Di samping itu, komponen anorganik Hg dapat menyebabkan pengaruh toksik yang dominant. Obat diuretika yang mengandung merkuridapat menghambat terjadinya respons sodium dalam tubulus proksimalis ginjal dalam dosis nontoksis, sehingga menyebabkan banyak urin yang dikeluarkan.
            Toksisitas merkuri pada manusia dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan organik. Keracunan anorganik Hg sudah dikenal sejak abad ke-

                                                                                                                             7
18 dan ke-19 dengan gejala tremor pada orang dewasa. Gejala tremor telah dikenal sejak abad ke-18 yang disebut dengan “hatter’s shakes” (topi bergoyang), karena pada saat itu banyak pekerja di pabrik topi dan wol menderita gejala tersebut. Gejala berlanjut dengan tremor pada otot muka, yang kemudian merambat ke jari-jari dan tangan. Bila keracunan berlanjut, tremor terjadi pada lidah, berbicara terbata-bata, berjalan terlihat kaku, dan hilang keseimbangan. Perubahan pada hilangnya daya ingatan dapat juga terjadi pada toksisitas Hg dan keracunan kronis akan menyebabkan kematian.
            Selain toksisitas Hg anorganik, bentuk Hg organik juga menimbulkan toksisitas yang sangat berbahaya. Kasus toksisitas metil merkuri pada orang, baik anak maupun dewasa, diberitakan besar-besaran pasca Perang Dunia ke-2 di Jepang, yang disebut “Minamata Disease” (Harada, 1978).
           Tragedi yang dikenal dengan “Minamata Disease” (Penyakit Minamata), berdasarkan penelitian ditemukan penduduk di sekitar kawasan tersebut memakan ikan yang berasal dari laut sekitar Teluk Minamata yang mengandung merkuri yang berasal dari buangan sisa industri plastic (pervaneh, 1977). Gejala keanehan mental dan cacat saraf mulai tampak terutama pada anak-anak. Namun baru sekitar 25 tahun kemudian sejak gejala penyakit tersebut tampak (ditemukan), pemerintah Jepang menghentikan pembuangan Hg. Untuk menghilangkan sisa-sisa bahan pencemar dan melakukan rehabilitasi penduduk yang terkena dampak menahun (kronis), negara ini telah membayar sangat mahal jauh melebihi keuntungan yang diperoleh dari hasil pengoperasian perusahaan Chisso Corporation (Lasut, 2002).
            Dalam kurung waktu tahun 1960-an dan 1970-an, beberapa kasus wabah toksisitas metil merkuri banyak dilaporkan. Kasus terbesar terjadi di Irak pada

                                                                                                                                8
musim gugur dan musim dingin tahun 1971-1972. Hampir seluruh wilayah negeri Irak, lebih dari 6.500 orang, dibawa ke rumah sakit karena keracunan metil merkuri dan lebih dari 450 orang penderita meninggal dunia. Wabah tersebut terjadi karena penduduk mengkonsumsi roti produksi rumah tangga, padahal bahan baku roti tersebut berasal dari gandum yang diawetkan dengan fungisida yang mengandung metil merkuri. Gandum tersebut diimpor Irak dari Meksiko yang seharusnya digunakan untuk bibit. Walapun karung gandum sudah diberi label peringatan, tetapi label tersebut tertulis dalam bahasa Spanyol tidak dimengerti oleh penduduk Irak. Apalagi biji gandum tersebut telah dibubuhi zat pewarna merah yang merupakan indikator bahwa biji gandum tersebut sudah diberi fungisida yang mengandung Hg. Sayangnya, pewarnaan biji tersebut mudah sekali hilang bila tercuci air, sedangkan metil merkuri tidak dapat hilang.
Untuk menguji toksisitas biji tersebut petani memberikan pakan ternaknya dan kemudian terlihat gejala keracunan pada ternak tersebut. Tetapi gejala timbul setelah beberapa minggu atau bulan, sehingga wabah tersebut terlambat untuk dicegah.
            Sistem saraf pusat adalah target organ dari toksisitas metil merkuri tersebut, sehingga gejala yang terlihat erat hubungannya dengan kerusakan saraf pusat. Gejala yang timbul adalah sebagai berikut :
a. Gangguan saraf sensoris : Paraesthesia, kepekaan menurun dan sulit mengerakkan jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun, serta rasa nyeri pada lengan dan paha.
b. Gangguan saraf motorik : lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor, gerakan lambat, dan sulit berbicara.

                                                                                                                                9
c. Gangguan lain : gangguan mental, sakit kepala, dan hipersalivasi.
            Tremor pada otot merupakan gejala awal dari toksisitas merkuri tersebut. Tetapi derajat berat atau ringannya toksisitas ini bergantung pada diet per harinya, lama mengkonsumsi, dan umur dari penderita. Dengan demikian, semakin banyak dan semakin lama orang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi metil merkuri per hari, maka semakin berat gejala terjadinya penyakit karena toksisitas metil merkuri tersebut. Di samping itu, anak-anak lebih peka terhadap toksisitas metil merkuri ini daripada orang dewasa.
             Waktu paruh dari metil merkuri pada tubuh manusia sekitar 70 s.d. 90 hari, tetapi eleminasi dari jaringan sangat lambat dan tidak teratur, sedangkan akumulasinya dapat dengan mudah menimbulkan gejala toksisitas.
Konsentrasi Hg darah sekitar 10-20 mg% biasanya belum menimbulkan gejala toksisitas, tetapi pada konsentrasi 50 sampai 100 mg% akan mulai menunjukkan gejala keracunan.
Merkuri merupakan logam yang sangat toksik terhadap organisme, dalam penggunaan atau aktivitas tertentu merkuri akan disebarkan ke lingkungan baik berupa bahan pertanian, obat-obatan, cat, kertas, pertambangan serta sisa buangan industri (Pryde, 1973). Semua bentuk merkuri baik dalam bentuk unsur, gas maupun dalam bentuk garam merkuri organik adalah beracun.
Di Indonesia sejak tahun 1996 perairan Teluk Buyat di Provinsi Sulawesi Utara telah dijadikan tempat pembuangan tailing (limbah hasil tambang emas) oleh


                                                                                                                  10
PT. Newmont Minahasa Raya (PT. NMR). Efek dari aktivitas tersebut diduga bukan hanya terjadi pada teluk itu sendiri tetapi pada daerah sekitarnya (Teluk Totok dan Kotabunan).
Kegiatan pertambangan seperti halnya PT. NMR merupakan pengambilan logam dari sumbernya termasuk logam berat dalam pengambilan emas. Biji primer yang terbungkus oleh mineral sulfida yang kaya akan logam-logam diekstrasi untuk memperoleh emas dan kemudian sulfida tersebut dibuang ke alam (Ginting, 1999).
Dari beberapa kasus diatas dapat kita pahami bahwa merkuri jelas dapat memberikan manfaat yang besar bagi manusia dan lingkungan. Tetapi pada waktu bersamaan merkuri juga dapat menjadi malapetaka yang dapat mematikan manusia dan ekosistem lainnya, apabila tidak dikontrol cara penggunaannya.
Untuk itulah para ahli kimia analitik seperti hartch dan Ott tahun 1968, Thompson dan Thomerson tahun 1974, Chapman dan Dale, 1979, Varian, 1979, serta Zul Alfian, 1997, telah menyarankan beberapa aksesori tambahan untuk menganalisis merkuri dengan metode Spektrofometri Serapan Atom (SSA) yang digabungkan dengan aksesori bejana uap dingin sehingga diperoleh tingkat sensitivitas (kepekaan) sampai batas part per billion (ppb). Dengan demikian, diharapkan unsur merkuri dapat dideteksi sejak awal sehingga efek negatif dapat dicegah.



                                                                                                                 12

BAB 3
PENUTUP

3.1                                                                                                                                                                                                                                                        Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari rumusan tersebut adalah sebagai berikut:
1.      Dalam bidang kedolteran maerkuri di manfaatkan untuk pengobatan penyakit kelamin sifilis.
2.      Dalam bidang pertanian merkuri digunakan untuk membunuh jamur dan baik digunakan sebagai pengawet produk hasil pertanian.
3.      Dalam bidang industri merkuri digunakan sebagai pembuatan klor alkali yang menghasilkan klorin (Cl2), yang dimanfaatkan sebagai penjernih air dan pembasmi kuman oleh perusahaan air.
4.      Merkuri sangat berbahaya terhadap ketidaksuburan dan kecacatan bayi, kesehatan, dan merkuri juga berbahay jika digunakan dalam kosmetik.
5.      Merkuri dapat menyerang saraf-saraf sensorik dan motorik.
6.      Merkuri juga dapat mengakibatkan gagal ginjal.

3.2                                                                                                                                                                                                                                                        Saran
Setelah mengetahui pembahasan yang kita baca, maka kita dapat mengetahui berbagai dampak negatif merkuri bagi kesehatan dan lingkungan. Untuk itu kita sebaiknya lebih berhati – hati dalam mengkonsumsi bahan makanan yang sudah tercemar merkuri,


                                                                                           13
 khusus nya untuk daerah yang dekat dengan daerah pertambangan. Dan sebaiknya bagi para wanita khususnya janganlah memakai produk kosmetik yang mengandung merkuri karna itu sangat berbahaya bagi kesehatan kulit.

















                                                                                                    14
Daftar Pustaka
http://www.ilmukesker.com/ mudah-mudahan bisa menambah wawasan kita. Di akses tanggal 30 mei 2012.


















                                                                                                                                              15
Daftar Isi

Kata Pengantar................................................................................................................     i
Daftar Isi.........................................................................................................................       ii
BAB 1 Pedahuluan.........................................................................................................      1
1.1  Latar Belakang...................................................................................................        1
1.2  Rumusan Masalah..............................................................................................         2
1.3  Tujuan................................................................................................................         2
1.4  Manfaat..............................................................................................................        2
BAB 2 Pembahasan.........................................................................................................      3
2.1     Manfaat Merkuri................................................................................................       3
2.2     Bahaya Merkuri.................................................................................................        4
2.3     Damapak Merkuri Terhadap Kesehatan dan Lingkungan................................         5
BAB 3 Penutup................................................................................................................     13
3.1 Kesimpulan.........................................................................................................       13
3.2 Saran...................................................................................................................       13
Daftar Pustaka..............................................................................................................        15



                                                                                                                                              ii