MAKALAH
Dampak Merkuri
Dalam Kesehatan dan Lingkungan
Oleh:
Puspita Sari
XI IPA 2
Disusun Untuk Memenuhi
Tugas Bahasa Indonesia
SMA NEGERI 7 BINJAI
2012
Kata Pengantar
Segala
puji bagi Allah swt, atas segala karunia yang diberikan sehingga saya dapat memaparkan sebuah karya tulis, dimana karya tulis ini dapat
dibaca, dipelajari, dan kita dapat mengetahui berbagai dampak dari merkuri
yang selama ini banyak di manfaatkan oleh pihak penyalahgunaan bahan kimia
tersebut sebagai bahan yang di layak digunakan oleh mabusia.
Dalam
karya tulis ini disajikan dengan pola dan bahasa yang sistematis. Dengan secara
rinci dan mudah dipahami oleh para pembaca. Pokok-pokok bahasan yang saya paparkan sudah menjadi ringkasan materi. Saya juga menyajikan
tentang manfaat dan bahaya merkuri bagi kesehatan dan lingkungan.
Oleh
sebab itu, kami mengharapkan kritik dan saran kepada para pembaca, agar dapat
lebih menyempurnakan karya tulis saya. Saya
berharap semoga hasil dari karya tulis saya dapat bermanfaat dan berguna bagi para pembaca.
Binjai,
02 Juni 2012
Penulis,
Puspita
Sari
i
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Merkuri diberi simbol HG berasal dari
bahasa Yunani yang berarti cairan perak. Merkuri merupakan unsur kimia pada
tabel periodik dengan simbol Hg dan nomor atom 80. Unsur golongan logam
transisi ini berwarna keperakan dan merupakan satu dari lima unsur (bersama
cesium, fransium, galium, dan brom) yang berbentuk cair dalam suhu kamar, serta
mudah menguap.
Beberapa sifat fisik dan kimia yang
menarik dari logam tersebut adalah pada temperatur kamar 25° celcius berwujud
cair, titik bekunya relatif rendah -39° Celcius dan titik didih sekitar 357°
Celcius, mudah menguap, mudah bercampur dengan logam-logam lain membentuk logam
campuran atau dalam dunia kimia biasa disebut amalgam/alooy.
Fakta mengenai bahaya merkuri telah terjadi
di berbagai daerah, salah satu nya Indonesia. Di mana sejak tahun 1996 Perairan
Teluk Buyat di Provinsi Sulawesi Utara tempat pembuatan tailing oleh PT Newmont
telah tercemar logam merkuri yang sangat berbahaya bagi kesehatan dan
lingkungan, akibat dari tercemarnya perairan tersebut banyak masyarakat yang
mengalami gangguan pada kulit mereka.
Logam merkuri ini sangat berbahaya bagi
kesehatan manusia dan lingkungan. Jika mengkonsumsi bahan yang sudah tercemar
atau terkandung merkuri secara rutin maka akan menimbulkan berbagai gejala bagi
tubuh. Apa sajakah gejala – gejala tersebut?
Merkuri juga di manfaat kan sebagai bahan
produk kesehatan dan kecantikan. Yang paling terkenal adalah penyalahgunaan
merkuri pada bahan kosmetik. Merkuri digunakan sebagai bahan campuran bedak.
1
Hal
ini sangat membahayakan bagi kesehatan kulit wanita khusus nya kulit wajah.
Bila dilihat dari banyaknya produk
kesehatan dan kecantikan yang menggunakan bahan merkuri, perlu adanya suatu
penelitian yang intensif mengenai dampak merkuri bagi kesehatan dan lingkungan.
Hal ini sangat penting karena penggunaan merkuri dalam jangka panjang sangat
berbahaya bagi kesehatan. Untuk itu, saya tertarik untuk mengangkat masalah ini
sebagai bahan karya tulis ilmiah dan mengetahui berbagai dampak dari merkuri.
1.2 Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah dalam penelitian ini
sebagai berikut.
1.
Merkuri biasanya dimanfaatkan untuk apa saja?
2.
Apa bahaya merkuri?
3.
Apakah dampak merkuri bagi kesehatan dan lingkungan?
1.3 Tujuan
1.
Mengetahui manfaat merkuri dan bahaya merkuri.
2.
Untuk melatih kemampuan menulis saya.
3.
Memberikan informasi kepada para pembaca tentang dampak
merkuri.
4.
Untuk memenuhi tugas Bahasa Indonesia.
1.4 Manfaat
Manfaat
yang dapat kita ambil dari karya tulis ilmiah ini adalah kita dapat mengetahui
berbagai manfaat dari merkuri, kita juga dapat mengetahui bahaya yang dapat di
timbulkan merkuri jika di gunakan dalam jangka yang lama tidak hanya itu dengan
membaca karya ilmiah ini kita juga dapt mengetahui berbagai efek dari merkuri.
2
BAB 2
PEMBAHASAN
2.1
Manfaat Merkuri
Manfaat logam merkuri saat ini telah mencakup seluruh aspek
kehidupan manusia dan lingkungan. Dalam beberapa tahun ini, merkuri banyak
digunakan dalam bidang kedokteran, pertanian, dan industri.
Dalam bidang kedokteran, merkuri sudah digunakan sejak abad ke-15.
Merkuri digunakan untuk pengobatan penyakit kelamin (sifilis) dan ada juga yang
digunakan sebagai pembersih luka. Komponen merkuri organik digunakan sebagai
obat diuretika sampai bertahun-tahun dan juga digunakan sebagai bahan untuk kosmetik.
Dalam bidang pertanian, merkuri digunakan untuk membunuh jamur dan
baik digunakan sebagai pengawet produk hasil pertanian. Merkuri organik dapat
digunakan sebagai bahan pembunuh hama pada tanaman seperti buah apel, tomat,
kentang, dan juga digunakan sebagai pembasmi hama padi.
Dan dalam bidang industri terbanyak adalah pabrik alat-alat
listrik yang menggunakan lampu-lampu merkuri untuk penerangan jalan raya.
Merkuri juga digunakan untuk pembuatan baterai, karena baterai dengan bahan
yang mengandung merkuri dapat tahan lama dan tahan terhadap kelembapan yang
tinggi.
Tidak hanya itu, merkuri juga digunakan untuk pembuatan klor
alkali yang menghasilkan klorin (Cl2), yang dimanfaatkan sebagai
penjernih air dan pembasmi kuman oleh perusahaan air di Indonesia. Merkuri juga
digunakan untuk campuran cat yang digunakan untuk mengecat pada daerah yang
memiliki kelembapan tinggi sehingga dapat mencegah tumbuhnya jamur. Merkuri
yang digunakan dalam hal ini adalah bentuk merkuru organik Phenyl Merkuri
Asetat (PMA).
3
2.2 Bahaya Merkuri
Banyak sekali bahaya yang
dapat ditimbulkan oleh merkuri, yaitu antara lain:
2.2.1 Bahaya Merkuri Terhadap Ketidaksuburan Dan
Kecacatan Bayi
Bahaya ketidaksuburan dikalangan wanita juga dikaitkan
dengan pencemaran dalam jurnal
“Pediatrics” 1997, para ibu yang mengandung dan mempunyai kadar merkuri yang
tinggi dalam tulangnya berkemungkinan tinggi melahirkan bayi yang kecil atau
mempunyai berat badan yang ringan. Bayi yang kecil ini biasanya dikaitkan
dengan kematian, taraf kesehatan yang rendah, pertumbuhan yang tidak sempurna
dan memiliki IQ yang rendah. Dan merkuri dapat masuk ke tubuh bayi melalui air
susu ibu.
Terdapat
banyak penelitian menunjukkan bahaya kontaminasi merkuri kepada kesehatan umum.
Pada tahun 1950-an, pencemaran merkuri organik telah berlaku di Teluk Minamata,
Jepang. Ikan-ikan yang tercemar ini telah dimakan oleh wanita-wanita
mengandung. Kebanyakan bayi-bayi yang dilahirkan oleh wanita-wanita ini
mengalami kerusakan saraf yang parah dan disebut penyakit Tragedi Minamata.
Merkuri juga
dilepaskan secara alami ke alam sekitar melalui kerak bumi dan lautan. Hampir
semua ikan yang dikonsumsi manusia mengandung bahan tersebut. Badan Pengawasan
Makanan Inggris (FSA) menyatakan bahwa ikan marlin dan hiu memiliki kadar raksa
yang sangat tinggi dari pada ikan tuna segar.
Oleh kerena
itu, sangat dianjurkan bagi wanita mengandung, ibu yang menyusui, dan mereka
yang berkeinginan mendapatkan anak seharusnya membatasi mengkonsumsi ikan tuna
karena merkuri dalam ikan itu dapat mengakibatkan masalah kesehatan ibu dan
bayi dalm kandungan.
4
2.2.2 Bahaya
Merkuri Terhadap Kesehatan
Jika
merkuri banyak terkontaminasi dalam tubuh dapat berakibat fatal terhadap
kesehatan tubuh manusia, dan menimbulkan berbagai penyakit seperti dapat
menyebabkan napas memendek, rasa tegang dan panas di dada, serta peradangan
paru jika terhirup secara langsung.
2.2.3 Bahaya
Pemakaian Merkuri Pada Kosmetik
Berikut ini adalah bahaya pemakaian mercury pada
kosmetik :
1. Dapat memperlambat pertumbuhan janin
2. Mengakibatkan keguguran (Kematian janin dan
Mandul)
3. Flek hitam pada kulit akan memucat (seakan
pudar) dan bila pemakaian dihentikan,
flek itu dapat / akan timbul lagi & bertambah parah (melebar).
4. Efek REBOUND yaitu memberikan respon berlawanan
(KULIT AKAN MENJADI GELAP/KUSAM SAAT PEMAKAIAN KOSMETIK DIHENTIKAN).
5. Bagi Wajah yang tadinya bersih lambat laun akan
timbul flek yang sangat parah (lebar).
6. Dapat mengakibatkan kanker kulit.
Unsur merkuri yang ada di kosmetik akan diserap
melalui kulit, kemudian akan dialirkan melalui darah keseluruh tubuh dan
merkuri itu akan mengendap di dalam ginjal yang berakibat terjadinya GAGAL
GINJAL. (BISA MENYEBABKAN KEMATIAN) Merkuri dalam krim pemutih (yang mungkin
tidak tercantum pada labelnya) dapat menimbulkan keracunan bila digunakan untuk
waktu lama.
2.3 Dampak Merkuri Bagi Kesehatan dan Lingkungan
Sebagian
besar merkuri yang terdapat di alam ini dihasilkan oleh sisa industri dalam
jumlah ± 10.000 ton setiap tahunnya. Penggunaan merkuri sangat luas dimana ±
3.000 jenis kegunaan dalam industri pengolahan bahan-bahan kimia, proses
pembuatan obat-obatan yang digunakan oleh manusia serta sebagai bahan dasar
pembuatan insektisida untuk pertanian (Christian, 1970).
5
5
Semua
komponen merkuri baik dalam bentuk metil dan bentuk alkyl yang masuk ke dalam
tubuh manusia secara terus menerus akan menyebabkan kerusakan permanen pada
otak, hati, dan ginjal (Roger, 1984). Ion merkuri menyebabkan
pengaruh toksik, karena terjadinya proses presipitasi protein menghambat
aktivitas enzim dan bertindak sebagai bahan yang korosif. Merkuri juga terikat
oleh gugus sulfhidril, fosforil, karboksil, amida, dan amina, dimana dalam
gugus tersebut merkuri dapat menghambat fungsi enzim.
Efek
toksisitas merkuri pada manusia bergantung pada bentuk komposisi merkuri, jalan
masuknya ke dalam tubuh, dan lamanya berkembang. Contohnya adalah bentuk
merkuri (HgCl2). Hal ini disebabkan karena bentuk divalent lebih mudah larut
dari pada bentuk monovalen. Di samping itu, bentuk HgCl2 juga cepat dan mudah
diabsorpsi sehingga daya toksisitasnya lebih tinggi (Zul Alfian, 1987).
Bentuk
organik seperti metal-merkuri, sekitar 90% diabsorpsi oleh dinding usus, hal
ini jauh lebih besar dari pada bentuk anorganik (HgCl2) yang hanya sekitar 10%.
Akan tetapi, bentuk merkuri anorganik ini kurang bersifat korosif dari pada
bentuk organik. Bentuk organik tersebut juga dapat menembus barrier darah dan
plasenta sehingga dapat menimbulkan pengaruh teratogenik dan gangguan saraf (Darmono,2001).
Diagnosis
toksisitas Hg tidak dapat dilakukan dengan tes biokimiawi. Indikator toksisitas
Hg hanya dapat didiagnosis dengan analisis kadar Hg dalam darah atau urin dan
rambut. Uap
Hg yang murni merupakan permasalahan toksikologi yang unik, karena elemen Hg
ini mempunyai dua sifat toksisitas yang sangat berbahaya pada manusia, antara
lain :
1. Elemen
Hg dapat menembus membran sel karena ia mempunyai sifat mudah
6
sekali larut dalam
lapida, sehingga mudah sekali menembus barier darah otak yang akhirnya
terakumulasi di dalam otak.
2. Elemen
Hg sangat mudah sekali teroksidasi untuk membentuk merkuri oksida (HgO) atau
ion merkuri (Hg2-). Toksisitas kronik dari kedua bentuk merkuri ini akan
berpengaruh pada jenis organ yang berbeda yaitu saraf (otak) dan ginjal.
Toksisitas
uap merkuri melalui saluran pernapasan (inhalasi), biasanya menyerang sistem
saraf pusat, sedangkan toksisitas kronik yang ditimbulkannya dapat menyerang
ginjal. Elemen merkuri dan komponen alkil merkuri yang masuk ke dalam otak akan
menyebabkan terjadinya perubahan struktur protein dan sistem enzim, sehingga
sinoptik dan transmisi neuromuskuler diblok.
Komponen
merkuri merupakan inhibitor enzim nonspesifik. Oleh sebab itu, sulit ditentukan
enzim mana yang dihambat. Membran sel adalah titik utama yang diserang selama gugus
sulfhidril yang dikandung dalam struktur membran sel. Sistem enzim Na-,
K—Adenosin Triposfat ase (ATP-ase) biasanya terlibat sehingga menyebabkan
terjadinya gangguan pertukaran ion intraseluler dan ekstraseluler.
Walaupun ginjal merupakan organ target dari toksisitas merkuri anorganik, namun semua bentuk senyawa merkuri ternyata terkonsentrasi dalam ginjal pada derajat tertentu. Di samping itu, komponen anorganik Hg dapat menyebabkan pengaruh toksik yang dominant. Obat diuretika yang mengandung merkuridapat menghambat terjadinya respons sodium dalam tubulus proksimalis ginjal dalam dosis nontoksis, sehingga menyebabkan banyak urin yang dikeluarkan.
Toksisitas merkuri pada manusia dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan organik. Keracunan anorganik Hg sudah dikenal sejak abad ke-
Walaupun ginjal merupakan organ target dari toksisitas merkuri anorganik, namun semua bentuk senyawa merkuri ternyata terkonsentrasi dalam ginjal pada derajat tertentu. Di samping itu, komponen anorganik Hg dapat menyebabkan pengaruh toksik yang dominant. Obat diuretika yang mengandung merkuridapat menghambat terjadinya respons sodium dalam tubulus proksimalis ginjal dalam dosis nontoksis, sehingga menyebabkan banyak urin yang dikeluarkan.
Toksisitas merkuri pada manusia dibedakan menurut bentuk senyawa Hg, yaitu anorganik dan organik. Keracunan anorganik Hg sudah dikenal sejak abad ke-
7
18
dan ke-19 dengan gejala tremor pada orang dewasa. Gejala tremor telah dikenal
sejak abad ke-18 yang disebut dengan “hatter’s shakes” (topi bergoyang), karena
pada saat itu banyak pekerja di pabrik topi dan wol menderita gejala tersebut.
Gejala berlanjut dengan tremor pada otot muka, yang kemudian merambat ke
jari-jari dan tangan. Bila keracunan berlanjut, tremor terjadi pada lidah,
berbicara terbata-bata, berjalan terlihat kaku, dan hilang keseimbangan.
Perubahan pada hilangnya daya ingatan dapat juga terjadi pada toksisitas Hg dan
keracunan kronis akan menyebabkan kematian.
Selain
toksisitas Hg anorganik, bentuk Hg organik juga menimbulkan toksisitas yang
sangat berbahaya. Kasus toksisitas metil merkuri pada orang, baik anak maupun
dewasa, diberitakan besar-besaran pasca Perang Dunia ke-2 di Jepang, yang
disebut “Minamata Disease” (Harada, 1978).
Tragedi
yang dikenal dengan “Minamata Disease” (Penyakit Minamata), berdasarkan
penelitian ditemukan penduduk di sekitar kawasan tersebut memakan ikan yang
berasal dari laut sekitar Teluk Minamata yang mengandung merkuri yang berasal
dari buangan sisa industri plastic (pervaneh, 1977). Gejala keanehan mental dan
cacat saraf mulai tampak terutama pada anak-anak. Namun baru sekitar 25 tahun
kemudian sejak gejala penyakit tersebut tampak (ditemukan), pemerintah Jepang
menghentikan pembuangan Hg. Untuk menghilangkan sisa-sisa bahan pencemar dan
melakukan rehabilitasi penduduk yang terkena dampak menahun (kronis), negara
ini telah membayar sangat mahal jauh melebihi keuntungan yang diperoleh dari
hasil pengoperasian perusahaan Chisso Corporation (Lasut, 2002).
Dalam kurung waktu tahun 1960-an dan 1970-an, beberapa kasus wabah toksisitas metil merkuri banyak dilaporkan. Kasus terbesar terjadi di Irak pada
Dalam kurung waktu tahun 1960-an dan 1970-an, beberapa kasus wabah toksisitas metil merkuri banyak dilaporkan. Kasus terbesar terjadi di Irak pada
8
musim
gugur dan musim dingin tahun 1971-1972. Hampir seluruh wilayah negeri Irak,
lebih dari 6.500 orang, dibawa ke rumah sakit karena keracunan metil merkuri
dan lebih dari 450 orang penderita meninggal dunia. Wabah tersebut terjadi
karena penduduk mengkonsumsi roti produksi rumah tangga, padahal bahan baku
roti tersebut berasal dari gandum yang diawetkan dengan fungisida yang mengandung
metil merkuri. Gandum tersebut diimpor Irak dari Meksiko yang seharusnya
digunakan untuk bibit. Walapun karung gandum sudah diberi label peringatan,
tetapi label tersebut tertulis dalam bahasa Spanyol tidak dimengerti oleh
penduduk Irak. Apalagi biji gandum tersebut telah dibubuhi zat pewarna merah
yang merupakan indikator bahwa biji gandum tersebut sudah diberi fungisida yang
mengandung Hg. Sayangnya, pewarnaan biji tersebut mudah sekali hilang bila
tercuci air, sedangkan metil merkuri tidak dapat hilang.
Untuk
menguji toksisitas biji tersebut petani memberikan pakan ternaknya dan kemudian
terlihat gejala keracunan pada ternak tersebut. Tetapi gejala timbul setelah
beberapa minggu atau bulan, sehingga wabah tersebut terlambat untuk dicegah.
Sistem saraf pusat adalah target organ dari toksisitas metil merkuri tersebut, sehingga gejala yang terlihat erat hubungannya dengan kerusakan saraf pusat. Gejala yang timbul adalah sebagai berikut :
Sistem saraf pusat adalah target organ dari toksisitas metil merkuri tersebut, sehingga gejala yang terlihat erat hubungannya dengan kerusakan saraf pusat. Gejala yang timbul adalah sebagai berikut :
a.
Gangguan saraf sensoris : Paraesthesia, kepekaan menurun dan sulit mengerakkan
jari tangan dan kaki, penglihatan menyempit, daya pendengaran menurun, serta rasa
nyeri pada lengan dan paha.
b.
Gangguan saraf motorik : lemah, sulit berdiri, mudah jatuh, ataksia, tremor,
gerakan lambat, dan sulit berbicara.
9
c.
Gangguan lain : gangguan mental, sakit kepala, dan hipersalivasi.
Tremor
pada otot merupakan gejala awal dari toksisitas merkuri tersebut. Tetapi
derajat berat atau ringannya toksisitas ini bergantung pada diet per harinya,
lama mengkonsumsi, dan umur dari penderita. Dengan demikian, semakin banyak dan
semakin lama orang mengkonsumsi makanan yang terkontaminasi metil merkuri per
hari, maka semakin berat gejala terjadinya penyakit karena toksisitas metil
merkuri tersebut. Di samping itu, anak-anak lebih peka terhadap toksisitas
metil merkuri ini daripada orang dewasa.
Waktu
paruh dari metil merkuri pada tubuh manusia sekitar 70 s.d. 90 hari, tetapi
eleminasi dari jaringan sangat lambat dan tidak teratur, sedangkan akumulasinya
dapat dengan mudah menimbulkan gejala toksisitas.
Konsentrasi
Hg darah sekitar 10-20 mg% biasanya belum menimbulkan gejala toksisitas, tetapi
pada konsentrasi 50 sampai 100 mg% akan mulai menunjukkan gejala keracunan.
Merkuri
merupakan logam yang sangat toksik terhadap organisme, dalam penggunaan atau
aktivitas tertentu merkuri akan disebarkan ke lingkungan baik berupa bahan
pertanian, obat-obatan, cat, kertas, pertambangan serta sisa buangan industri
(Pryde, 1973). Semua bentuk merkuri baik dalam bentuk unsur, gas maupun dalam
bentuk garam merkuri organik adalah beracun.
Di
Indonesia sejak tahun 1996 perairan Teluk Buyat di Provinsi Sulawesi Utara
telah dijadikan tempat pembuangan tailing (limbah hasil tambang emas) oleh
10
PT. Newmont Minahasa
Raya (PT. NMR). Efek dari aktivitas tersebut diduga bukan hanya terjadi pada
teluk itu sendiri tetapi pada daerah sekitarnya (Teluk Totok dan Kotabunan).
Kegiatan
pertambangan seperti halnya PT. NMR merupakan pengambilan logam dari sumbernya
termasuk logam berat dalam pengambilan emas. Biji primer yang terbungkus oleh
mineral sulfida yang kaya akan logam-logam diekstrasi untuk memperoleh emas dan
kemudian sulfida tersebut dibuang ke alam (Ginting, 1999).
Dari beberapa kasus diatas dapat kita pahami bahwa merkuri jelas dapat memberikan manfaat yang besar bagi manusia dan lingkungan. Tetapi pada waktu bersamaan merkuri juga dapat menjadi malapetaka yang dapat mematikan manusia dan ekosistem lainnya, apabila tidak dikontrol cara penggunaannya.
Dari beberapa kasus diatas dapat kita pahami bahwa merkuri jelas dapat memberikan manfaat yang besar bagi manusia dan lingkungan. Tetapi pada waktu bersamaan merkuri juga dapat menjadi malapetaka yang dapat mematikan manusia dan ekosistem lainnya, apabila tidak dikontrol cara penggunaannya.
Untuk
itulah para ahli kimia analitik seperti hartch dan Ott tahun 1968, Thompson dan
Thomerson tahun 1974, Chapman dan Dale, 1979, Varian, 1979, serta Zul Alfian, 1997,
telah menyarankan beberapa aksesori tambahan untuk menganalisis merkuri dengan
metode Spektrofometri Serapan Atom (SSA) yang digabungkan dengan aksesori
bejana uap dingin sehingga diperoleh tingkat sensitivitas (kepekaan) sampai
batas part per billion (ppb). Dengan demikian, diharapkan unsur merkuri dapat
dideteksi sejak awal sehingga efek negatif dapat dicegah.
12
BAB 3
PENUTUP
3.1
Kesimpulan
Kesimpulan yang dapat diambil dari rumusan tersebut
adalah sebagai berikut:
1. Dalam bidang kedolteran maerkuri di manfaatkan untuk
pengobatan penyakit kelamin sifilis.
2. Dalam bidang pertanian merkuri digunakan untuk membunuh
jamur dan baik digunakan sebagai pengawet produk hasil pertanian.
3. Dalam bidang industri merkuri digunakan sebagai pembuatan
klor alkali yang menghasilkan klorin (Cl2), yang dimanfaatkan
sebagai penjernih air dan pembasmi kuman oleh perusahaan air.
4. Merkuri sangat berbahaya terhadap ketidaksuburan dan
kecacatan bayi, kesehatan, dan merkuri juga berbahay jika digunakan dalam
kosmetik.
5. Merkuri dapat menyerang saraf-saraf sensorik dan motorik.
6. Merkuri juga dapat mengakibatkan gagal ginjal.
3.2
Saran
Setelah mengetahui pembahasan yang kita baca, maka kita
dapat mengetahui berbagai dampak negatif merkuri bagi kesehatan dan lingkungan.
Untuk itu kita sebaiknya lebih berhati – hati dalam mengkonsumsi bahan makanan
yang sudah tercemar merkuri,
13
khusus nya untuk
daerah yang dekat dengan daerah pertambangan. Dan sebaiknya bagi para wanita
khususnya janganlah memakai produk kosmetik yang mengandung merkuri karna itu
sangat berbahaya bagi kesehatan kulit.
14
Daftar Pustaka
http://ilhamidrus.blogspot.com/2009/06/artikel-merkuri-manfaat-dan-efek.html. di akses tanggal 29 mei 2012.
http://kimiadahsyat.blogspot.com/2009/08/merkuri-air-raksa.html. di akses tanggal 29 mei 2012.
http://www.ilmukesker.com/
mudah-mudahan bisa menambah wawasan kita. Di akses tanggal 30 mei 2012.
http://bahayamerkuri-pada-kesehatan-dan-kosmetik.html. Di akses tanggal 31 ei 2012.
15
Daftar Isi
Kata Pengantar................................................................................................................ i
Daftar
Isi......................................................................................................................... ii
BAB 1
Pedahuluan......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang................................................................................................... 1
1.2 Rumusan
Masalah.............................................................................................. 2
1.3 Tujuan................................................................................................................ 2
1.4 Manfaat.............................................................................................................. 2
BAB 2
Pembahasan......................................................................................................... 3
2.1 Manfaat Merkuri................................................................................................ 3
2.2 Bahaya Merkuri................................................................................................. 4
2.3 Damapak Merkuri Terhadap Kesehatan dan Lingkungan................................ 5
BAB 3 Penutup................................................................................................................ 13
3.1 Kesimpulan......................................................................................................... 13
3.2 Saran................................................................................................................... 13
Daftar Pustaka.............................................................................................................. 15
ii